Wawancara Kerja di Google Singapore dan Australia

Telah 3 bulan lamanya saya kerja dan tinggal di Australia, tepatnya di Sydney, di salah satu perusahaan advertising terbesar di dunia. Saya bekerja sebagai Search Engine Optimization (SEO) Account Manager. Saya suka pekerjaan saya. Company-nya trendy, penuh dengan anak muda, pekerja-pekerjanya internasional, gaji yang diberikan lumayan OK. Sydney juga adalah sebuah kota yang sangat nyaman.

Tidak jelas juga mengapa malam itu saya iseng-iseng buka website lowongan kerja di Google, dan melihat lowongan kerja di Google Singapore, untuk posisi Digital Media Consultant. Langsung saya tulis cover letter, dan kirim CV saya. Selama ini, saya telah meng-apply kerja di Google sebanyak 4 kali dan belum pernah mendapatkan respon yang bagus. 2 kali saya melamar untuk Google UK di London, 1 kali untuk tim YouTube UK di London, dan 1 kali untuk Google Asia Pacific di Singapore.

Mohon maaf, saya tidak bisa membeberkan pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan dalam kelima wawancara saya dengan Google, karena terikat dengan perjanjian NDA (non-disclosure agreement).

Wawancara dengan Recruiter Google Singapore

Sebulan kemudian saya menerima email dari recruiter Google Singapore. Recruiter ini orang Perancis, beliau sangat ramah. Dia menanyakan beberapa hal di emailnya (saya copy-paste):

  • Are you currently in employment?
  • What is your notice period/availability to start?
  • What are your salary expectations (very approximate range)?
  • What were your overall grades in your degrees,respectively?
  • What were the reasons for leaving your 3 most recent roles on your CV?
  • Your top achievement in your career to date – can you please send a bullet on that?
  • Would you require Google to sponsor a visa on your behalf?
  • Why are you interested by this position?
  • What would your availability be like to take a 20-30 minute telephone interview if we were to proceed, and what would be the best phone number to reach you?

Malam itu juga saya balas emailnya. Dan keesokan harinya, recruiter ini menelfon saya untuk wawancara. Dia menanyakan beberapa hal umum seperti tujuan karir, pengalaman, dan beberapa hal strategis dan teknis dalam hal online marketing.

Saya sempat menanyakan tentang proses recruitment, berapa lama prosesnya, dan adakah on-site interview dimana saya harus mendatangi kantor Google Singapore? Dia bilang umumnya proses akan memakan waktu 1 bulan lebih, karena kira-kira untuk posisi saya ini akan diadakan 4 sampai 5 wawancara. Dan 2 wawancara harus dilakukan on-site, dimana saya harus datang ke Google Australia di Sydney untuk melakukan video conference dengan Google Singapore. Terlalu mahal untuk membeli tiket Sydney-Singapore pulang-pergi demi dua wawancara. Setelah itu, hiring committee di Google Amerika yang pada akhirnya akan memberikan approval. Proses yang sangat rumit, saya pikir.

Ia juga meminta saya untuk mengirimkan transkrip nilai kuliah Master saya di Inggris via email. Esoknya langsung saya kirim. Lucunya, tidak ada kabar lagi dari dia. Memang sih nilai saya tidak bagus-bagus amat. Tapi saya juga sempat memberi tahukan kepadanya bahwa separuh kelas saya tidak lulus di kelas Master saya. Kampus saya memiliki standar yang cukup tinggi.

Wawancara Kedua – Account Manager – South-East Asia Market

Beberapa hari setelah itu, dia menelfon saya kembali, dan meminta maaf karena tidak membalas dua email saya. Namun dia memberi tahu bahwa feedback wawancara dengannya positif, dan ingin men-schedule wawancara dengan tim Google South-East Asia. Cukup mendadak, wawancara akan dilakukan keesokan harinya.

Saya langsung belajar tentang Google dan produk-produk yang ditawarkan, kompetitor Google, online marketing campaign, bagaimana cara meningkatkan performance, PPC quality score, mengurangi spend, dll. Saya buka kembali data-data wawancara saya, dan semua jawaban yang telah saya siapkan untuk pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul.

Wawancara ini dilakukan dengan salah satu Account Manager di South-East Asian market, lagi-lagi seorang asal Perancis. Saya luangkan waktu untuk membuka profile Linkedin dan Twitter-nya. Dia telah bekerja di Google selama 4 tahun, 1 tahun di Eropa, 3 tahun di Singapore. Orangnya sangat ramah, dan sangat terstruktur dari cara bicaranya. Sebelum memulai wawancara, dia menceritakan tentang dirinya, dan sedikit tentang Google di Singapore.

Dia menanyakan cukup banyak hal. Dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan umum seperti career goal, pengalaman kerja di London dan Sydney, kendala-kendala yang sekarang dihadapi, prestasi yang pernah saya raih di kantor, sekolah, dan ekstra kurikuler. Lalu tentang internet di Indonesia, dan strategi-strategi yang akan saya ambil untuk memajukan Google. Beberapa pertanyaan teknis tentang Adwords dan Analytics juga ditanyakan. Secara umum, beliau berkata puas dengan jawaban-jawaban saya.

Keesokan harinya, sang recruiter menelfon saya lagi dan memberi tahu bahwa feedback interview-nya positif. Ia meminta saya untuk cuti hari Senin, untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney dan melakukan video conference untuk 3 wawancara sekaligus dalam 1 hari. Namun saya menolaknya, karena kami sedang sibuk-sibuknya.

Akhirnya kami sepakat untuk melakukan wawancara via telfon lagi. Wawancara akan dilakukan oleh team leader untuk pasar Indonesia. Praktis Sabtu dan Minggu saya batalkan semua rencana saya, dan putuskan untuk belajar tentang pasar Indonesia. Lucunya, saya mengerti tentang seluk beluk pasar Internet di Inggris, Eropa, dan Australia, namun masih sangat buta dengan keadaan internet di negara saya sendiri.

Wawancara Ketiga – Team Leader Google Indonesia

Wawancara ini dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia. Terus terang saya agak takut juga, karena terakhir saya melakukan wawancara kerja dalam bahasa Indonesia, atau pun berbicara dalam bahasa Indonesia untuk urusan formal, sudah sekitar 4 tahun yang lalu.

Beliau banyak menanyakan hal-hal tentang strategi dan marketing, pertanyaan yang memang tidak mempunyai jawaban tepat. Semua tergantung kreatifitas dan pengetahuan. Untuk hal-hal teknis, saya telah belajar mendalam tentang pasar di Indonesia, siapa saja kompetitor Google, juga tentang Adwords, PPC, Display, Adsense, Doubleclick, Quality Score, dan Remarketing.

Wawancara Google via Telfon
Wawancara Google via Telfon

Di meja, saya letakkan sekitar 20 lembar data-data tentang Google, statistik pasar, riset-riset internet, dll. Namun ternyata, sedikit sekali dari topik-topik ini yang ditanyakan. Beliau malah menanyakan hal-hal yang kebanyakan memang tidak ada jawabannya (maaf saya tidak bisa memberikan contohnya secara detail).

Saya mendengar beliau mengetik jawaban-jawaban saya di komputernya. Respon beliau tidak bisa saya baca. Saya tidak bisa menangkap apakah saya menjawab pertanyaan dengan memuaskan, apakah beliau senang mendengar jawaban-jawaban saya, ataukah kecewa. Setiap saya menjawab sesuatu, dia menanyakan “ada lagi?”, “mau ditambahkan?”, “baiklah, pertanyaan berikutnya.” Saya pikir, dingin sekali responnya. Praktis saya langsung kecewa malam itu. Saya rasa saya telah gagal total, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang agak abstrak jawabannya.

Keesokan harinya, si recruiter Perancis menelfon saya lagi. Ia berkata wawancara saya berjalan sangat baik, team leader itu menyukai saya dan merasa puas dengan pengetahuan saya akan online marketing. “Oh ya? Wow!!!” Saya tidak menyangkanya. Langsung beliau meminta saya cuti secepatnya untuk datang ke kantor Google Australia di Sydney, dan melakukan 2 on-site interview sekaligus, melalui video conference dengan Google Asia Pacific di Singapore.

Beliau mengirimkan sebuah email untuk mempersiapkan saya untuk kedua wawancara ini. Beliau berkata, pe-wawancara pertama bukanlah anggota dari tim yang sama. Beliau dari tim regional. Orang ini akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang lebih “abstrak” lagi.

Silahkan lihat contoh pertanyaan-pertanyaan abstrak yang ditanyakan dalam wawancara kerja di Google.

Wawancara ke-empat dan kelima – Google Australia di Sydney

Telah beberapa hari saya belajar gila-gilaan. Badan terasa lelah, mata perih dan kesat, ngantuk total. Yang membuat sulit adalah saya melakukan semua ini sambil bekerja. Pekerjaan saya pun lagi sibuk-sibuknya. Saya me-manage 4 account client yang kantornya tersebar di Sydney, Melbourne, dan Auckland (New Zealand).

Hari itu saya cuti. Saya sengaja bangun agak siang, big breakfast, sedikit membaca-baca. Saya datang cepat ke city, makan siang sushi, lalu ke daerah Pyrmont (lokasi Google Australia) untuk mencari sebuah kafe dekat kantor Google. Saya belajar lagi selama 1-2 jam di sana.

Ruang Tunggu Google Australia
Ruang Tunggu Google Australia

Kantor Google Australia rupanya sedang di-renovasi sedikit, namun tetap yahud. Kantornya berada di gedung yang sama dengan Accenture (perusahaan konsultasi management dan teknologi). Seperti kantor Google UK di London, di sana tersedia kafetaria, beberapa snack points – kulkas minuman soda jus dll. Terlihat beberapa karyawan sedang bermain fussball, banyak orang mondar-mandir dengan laptopnya, ada yang lagi duduk-duduk, dll.

Saya datang agak terlalu cepat dan sempat mengobrol sedikit dengan resepsionis dan HR-nya. Saya sign-in dan menanda-tangani perjanjian NDA / Non Disclosure Agreement untuk tidak membocorkan informasi apapun, di sebuah layar touch screen.

Setelah itu wawancara pun dimulai. Pe-wawancara pertama berasal dari Australia (kalau menilai dari logatnya), dan pe-wawancara kedua adalah orang Irlandia. Cukup sulit pertanyaan-pertanyaan yang ditanyakan (lagi-lagi maaf, saya tidak bisa memberikan contoh spesifik pertanyaannya). Kebanyakan pertanyaannya bukan tentang hal-hal yang bisa dipelajari, tapi lebih ingin melihat seberapa kreatifnya saya. Untungnya saya datang dengan berbekal banyak persiapan. Saya rasa saya menjawab dengan cukup baik.

Kedua wawancara berjalan selama satu setengah jam lebih. Pe-wawancara pertama berkata bahwa saya melakukannya dengan sangat baik. Namun respon pe-wawancara kedua agak kurang bisa saya tangkap. Setelah selesai, saya email si recruiter Perancis untuk laporan, dan menanyakan apa langkah berikutnya.

Hasil Lima Wawancara dan Langkah Berikutnya – Hiring Committee Google US

Beberapa hari terlewati tanpa ada kabar. Setelah itu sang rekruter pun menelfon. Kabar gembira katanya, semua pe-wawancara merasa senang dengan profile saya dan proses wawancaranya. Mereka setuju untuk menuju langkah selanjutnya. Saya pikir gila, parah juga… Sudah 5 wawancara masih ada langkah selanjutnya.

Ternyata 5 wawancara itu baru hanya setengah jalan. Mereka harus mengirimkan profile saya ke Google di Amerika, untuk dinilai oleh hiring committee. Bayangkan… orang-orang yang belum pernah bertemu dengan saya (yang hanya menilai saya dari kertas), merekalah yang akan memutuskan nasib hidup saya ke depannya.

Jika saya membaca blog-blog di luar sana, Google hanya menerima orang dengan indeks prestasi / IP / GPA minimum 3.6 jika berasal dari universitas umum, atau 3.2 jika berasal dari universitas top / Ivy League. Nilai undergraduate saya kebetulan hanya 2.94. Tapi saya mempunyai alasan yang sangat baik untuk hal ini, karena setengah dari masa kuliah saya, saya habiskan di lapangan baseball. Kebetulan saya dulu pemain nasional baseball. Jadi praktis saya hanya hadir di setengah kuliah saya, sisanya cuti untuk pelatnas dan pelatda.

Sementara nilai master saya juga hanya sedikit di atas rata-rata. Di Inggris, nilai untuk undergraduate dibagi 4: lulus terbaik (first), dibawahnya ada 2.1, 2.2, atau gagal. Untuk master, hanya ada Distinction, Commendation, Pass, dan Fail. Saya mendapat Commendation. Saya juga jelaskan pada rekruter itu, bahwa setengah orang-orang dari kelas saya tidak lulus sama sekali.

Seribu pertanyaan dilontarkan oleh rekruter itu untuk melengkapi profile saya, untuk dikirimkan ke Google US. Dia meminta saya meng-update CV saya kembali, ceritakan pengalaman saya memimpin sebuah project di lingkungan kerja, di luar kerja, di masa studi, bukti kreatifitas saya, prestasi selama hidup, dan semua harus diberikan fakta secara detail. Jadi misalnya saya bilang saya membantu perusahaan saya mencapai target penjualan, saya harus menulis apa peran saya, berapa pemasukan yang saya bawa untuk perusahaan, dll. Namun karena saya bukan di bidang sales / marketing / penjualan, saya harus masukkan bukti lain yang ada tolak ukurnya. Untuk hal ini, ranking website di Google, traffic yang saya bawa, atau revenue dan conversion dari website client-client saya. Luar biasa saya pikir. Dan yang paling saya takutkan adalah urusan nilai-nilai saya semasa kuliah.

Mereka juga meminta referensi profesional dan akademik. Langsung malam itu juga saya telfon rekan-rekan kerja saya di London dan profesor saya di kampus. Mereka cukup kaget mendengar suara saya. Untungnya mereka bilang siap membantu.

Hasil Akhir

Setelah tiga minggu, akhirnya saya mendengar jawaban akhir dari Hiring Committee Google di Amerika. Namun sayangnya, ini bukanlah kabar yang baik. Menurut mereka, profil saya menarik, mempunyai pengalaman yang cukup di bidang digital media dan online marketing, cocok untuk suasana perusahaan Google. Namun berhubung saya baru mulai bekerja di perusahaan saya yang sekarang hanya 3 bulan yang lalu, mereka merasa kurang teryakinkan dengan hal ini.

Jujur saya sangat kecewa mendengar hasil ini. Telah sebulan lebih saya belajar mati-matian, cuti dari kantor, membatalkan banyak rencana saya di weekend untuk bersosialisasi demi belajar. Dream almost came true.. but not quite..

Saya harus tetap berusaha mencari sisi positif dari pengalaman ini. Untuk menghibur perasaan saya yang “hancur”, tepat di hari yang sama saya membeli kamera DSLR, lensa, dan segala aksesorisnya; Lalu membuat rencana travel liburan selanjutnya.

Siapapun yang menggantikan saya menjadi kandidat pekerjaan ini, semoga berhasil. Semoga blog ini bisa membantu anda.

100 thoughts on “Wawancara Kerja di Google Singapore dan Australia”

  1. wow…luar biasa!! sungguh impormatif sekaligus sebuah insfirasi, jujur saya pengen belajar banyak dari mas adryo. 1 harapan saya semoga di lain kesempatan mimpi mas adryo dan teman2 yang lain dapat terwujudkan. amin

  2. Wow , mantap banget nih sharing mas Andryo. Juga buat yang komen semuanya mantap.

    Bisa menjadi motivasi buat saya nih.

    Terima Kasih.

  3. luar biasa,,,salut bwt mas andryo dgn usahanya yg bnr2 keras.
    tp kegagalan adalah kesuksesan yg tertunda kan mas??
    spirit carries on 🙂

  4. Hi mas Andryo, thx a lot for the very inspiring sharing!! kebetulan Senin minggu depan giliran saya untuk phone interview sama recruiter dari Google Japan. Saya apply untuk salah satu posisi di Google ID. So it’s my turn to follow the looong process… 😀 Please wish me luck

  5. haahhaha..

    ” tepat di hari yang sama saya membeli kamera DSLR, lensa, dan segala aksesorisnya; Lalu membuat rencana travel liburan selanjutnya ” the last part its so funny..

  6. Hallo mas Andryo Haripradono,

    Iseng-iseng nemu konten menarik seperti ini.
    Bangga baca pengalaman mas Andryo diatas dg tekat dan impian yang besar,
    Ajarkan saya tentang SEO (Search Engine Optimization), Web Analytics dong biar suatu saat nanti saya juga bisa mewujudkan impian saya seperti mas Andryo 🙂

  7. Hello Mas Andryo, thanks for sharing..so motivating 🙂

    Setelah baca blog Mas ini, jadi bener2 termotivasi utk suatu saat bisa kerja di Google.. Mau tanya Mas, apa ya yg harus dipersiapkan utk nanti apply ke Google? Maksud saya, apakah harus ada minimum lama pengalaman kerja baru bisa apply sana? Soalnya saya adalah seorg fresh graduate IT dari salah satu 3 besar univ negeri di Indo yg sekarang baru kerja sebulan..
    Terima kasih Mas Andryo..

  8. Jelas dan pasti kecewa, banyak waktu dan keinginan pikiran dan jiwa yang telah anda luangkan namun bagian terbaik yang saya dapat dari membaca artikel anda adalah cara anda bersikap menghadapi kenyataan, berpikir positif. emoga kita semua bisa belajar dari hal tersebut.

  9. Ternyata mas andro gagal karena masalah awal yaitu kurang lamanya di pekerjaan sebelumnya, itu benar benar sangat mengecewakan
    Jangan menyerah mas andro, lanjutkan impian impian mas Andro yang selanjutnya
    Semoga saya suatu saat bisa bekerja di sana sesuai yang saya cita citakan sejak sekarang dan dengan keyakinan dari hati saya
    Artikelnya sangat bagus dan menginspirasi saya sekali

  10. waw. hebat. sudah bisa bertemu dgn pihak-pihak google. sangat banyak proses bekerja di google. tapi masnya keren udh bisa ngelewatin tahap-tahap seleksinya. jgn menyerah. coba melamar lagi ke google.

  11. Halo Mas Andryo,

    Saya ingin menanyakan, saat interview melalui Gtalk di Google Australia apakah akomodasi transport dr Indonesia-Australia di tanggung oleh pihak Google, atau menggunakan biaya pribadi? Seperti yang dikatakan tadi bahwa cukup mahal bila harus ke australia hanya untuk sekedar vid confference.

    Terima kasih

  12. Beberapa menit yang lalu saya terfikir ingin bekerja keras dan belajar agar di usia saya nanti yang ke 24 tahun bisa bekerja di google, tetapi melihat yrack record ini saya menjadi agak lesu. Karena sangat berat sekali masuk google, walaupun itu google indonesia. Duh lelah saya, shalat aja lah saya yang bener biar disurga sana bisa dapet yang lebih dari google. Amin YRA

  13. Halo mas andryo
    Salam sukses untuk kita semua

    Sebelumnya saya cuma iseng aja browsing di beberapa website indonesia untuk mencari informasi tentang dunia kerja. Karna saya juga punya impian besar untuk bisa bekerja di perusaahaan raksasa seperti google. Hehe
    Akhir akhir ini saya sering membaca beberapa blog mas andryo. Isinya sangat bagus mas, informasinya sangat membantu untuk pemuda indonesia yang bertekad untuk maju. Tetapi saya melihat posting archive terakhir bulan juni 2014. Padahal informasi itu sangat penting mas dan tak ternilai harganya.
    karna keterbatasan akses untuk wilayah indonesia, jadi saya rasa sangat sulit bagi kami (mahasiswa) untuk memperoleh informasi dari luar atau pengalaman penting orang hebat seperti mas andryo.
    Saya masih menunggu posting pengetahuan keren selanjutnya dari mas andryo. karna saya rasa sangat bermanfaat dan sangat berguna.
    Terima kasih mas andryo
    Salam kenal
    Muhammad firdaus
    (Mahasiswa Yogyakarta)

Comments are closed.